Solar Panel Si Ramah Lingkungan, Terang Dapat Energi Bersih Terwujud Kamis, 29/02/2024 | 22:42
Pekanbaru (Beritaintermezo.com)-Sederet empat persegi berwarna solar sekilas seperti kaca menghiasi lahan berhektar-hektar di Riau Komplek PT Riau andalan Pulp And Paper (RAPP). Tersusun rapi dari timur ke barat dan dari selatan ke utara. Sekilas dari kejauhan, seperti jemuran ikan asin di lautan lepas.
Dikelilingi hijaunya perkebunan sawit dan pabrik bubur kertas yang menghembuskan uapnya ke udara, menambah pemandangan yang semakin indah.
Berpindah tatapan dari hijaunya perkebunan kelapa sawit, mengarahkan pandangan ke pabrik bubur kertas dengan corong yang mengeluarkan gumpalan uap putih ke arah awan diatas, terlihat di atap gedung-gedung berwarna hijau tersebut barisan ratusan empat persegi berwarna solar.
Lebih mendekat, ternyata barisan seperti kaca tersebut merupakan Panel Solar (lebih dikenal panel surya). Perusahaan APRIL Group yaitu PT RAPP sedang membangun jaringan listrik tenaga surya. Pembangkit energi listrik yang ramah lingkungan. PT RAPP berkomitmen membangun energi bersih membantu pemerintah dalam menekan emisi karbon.
Perusahaan PT RAPP rela membangun investasi dengan biaya yang sangat tinggi. Bagi perusahaan bubur kertas tersebut biaya tidak menjadi masalah, yang terpenting perusahaan dapat membantu pemerintah menyelesaikan masalah emisi karbon.
Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan perusahaan, untuk membangun jaringan solar panel yang menghasilkan 1300 watt tenaga listik akan menghabiskan dana sebesar Rp 50 juta. PT RAPP dan APR berkomitmen membangun solar panel yang menghasilkan 50 mw sebelum tahun 2025 yang masuk dalam program perusahaan APRIL2030.
"Berapa biaya yang dikeluarkan perusahaan? kami tidak lagi memikirkan biaya, yang terpenting, bagaimana perusahaan terlibat dalam membantu pemerintah mengurangi emisi karbon," ujar Tigor Sardison Solar Panel Manager.
Sejak dimulai pembangunan Solar panel pada tahun 2021, hingga awal tahun 2024 perusahaan APRIL Group telah berhasil membangun 26 MW. Proyek ramah lingkungan itu nantinya akan menjadi pengganti energi berbahan bakar minyak menyuplai energi ke pabrik. PT RAPP telah mempersiapkan 14 ha lahan untuk pembangunan solar panel. Selain lahan tanah, perusahaan memanfaatkan atap bangunan gedung-gedung perusahaan sebagai tempat pembangunan panel solar.
"Sejauh ini, kami telah memasang panel surya yang memproduksi 26 MW energi di wilayah operasional kami di Pangkalan Kerinci, langkah ini adalah bagian dari proyek ambisius untuk memasang 50 MW panel surya sebelum tahun 2025," kata Tigor Selasa (16/1/2024).
Melalui pembangunan solar panel, kedepan perusahaan akan mengurangi polusi. Saat ini, energi untuk pabrik tidak lagi 100 persen menggunakan energi yang menghasilkan polusi. Tetapi, telah diterapkan energi bersih dari Solar panel untuk menyuplai pabrik.
Kata Tigor, jauh sebelum memulai proyek solar panel, APRIL Group telah memanfaatkan limbah organik dari proses produksi sebagai sumber energi terbarukan yang akan digunakan kembali dalam proses operasional, memenuhi lebih dari 80 persen kebutuhan listrik di pabrik.
Pembangunan panel surya oleh PT RAPP akan membantu pencapaian salah satu komitmen APRIL2030 memanfaatkan 50% kebutuhan energi untuk proses operasional dari sumber terbarukan dan energi bersih.
"Semuanya adalah bagian dari upaya manejemen untuk meninggalkan bahan bakar fosil dan membangun kompleks hijau di wilayah operasional di Pangkalan Kerinci," ujarnya.
Mewujudkan komitmen berkelanjutan APRIL2030, manajemen menargetkan untuk meningkatkan menjadi 90 % sebelum tahun 2030, sambil terus berupaya mengurangi emisi karbon dari proses produksi hingga 25 %, yang juga termasuk bagian dari komitmen berkelanjutan APRIL2030.
Panel surya tersebut nantinya akan membantu mencapai salah satu komitmen APRIL2030 untuk memanfaatkan 50% kebutuhan energi proses operasional dari sumber terbarukan dan energi bersih. Semuanya adalah bagian dari upaya untuk meninggalkan bahan bakar fosil dan membangun kompleks hijau di wilayah operasional.
APRIl Group berkomitmen mensukseskan APRIL2030 yaitu sejumlah aksi untuk memberikan dampak positif pada iklim, alam, dan masyarakat dengan tetap tumbuh sebagai penghasil serat terbarukan serta produk berbasis pulp, yang senantiasa memperhatikan aspek keberlanjutan.
"Di tahun 2030 kami akan dapat mencapai nol emisi karbon bersih dari penggunaan lahan dan mengurangi emisi karbon dalam proses produksi kami, mencapai perbaikan yang terukur nyata di bidang lingkungan dan menghapus kemiskinan ekstrim pada masyarakat di sekitar wilayah operasional kami," ujar Direktur PT RAPP Mulia Nauli, Selasa (16/1/2024).
Untuk mencapai APRIL2030 tersebut, Perusahaan memastikan sepuluh tahun ke depan akan diisi dengan sejumlah aksi atau tindakan transformasi, seperti Mencapai nol emisi karbon bersih dari penggunaan lahan dengan Mengurangi 25% intensitas emisi karbon produk. Pemenuhan 90% kebutuhan energi pada pabrik dari sumber-sumber energi bersih dan terbarukan. Mendorong upaya konservasi sebagai bagian dari pendekatan proteksi-produksi dalam pengelolaan lanskap. Penanaman sumber daya (investasi) dengan penyisihan dana sebesar $ 1 USD per ton serat hutan tanaman industri yang dipanen per tahun. Memastikan tidak ada area konservasi dan restorasi yang hilang (zero net loss). Mewujudkan capaian hasil positif dalam keanekaragaman hayati dan manfaat ekosistem lainnya. Mewujudkan kenaikan 50% dalam produktivitas serat dari perkebunan.
Selanjutnya mendukung perlindungan dan konservasi satwa liar termasuk spesies terancam di Indonesia melalui kemitraan dan kolaborasi. Pengembangkan ilmu pengetahuan lahan gambut tropis dan berkontribusi pada pengetahuan dan praktik global. Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui prakarsa transformatif. Menghapuskan kemiskinan ekstrem dalam radius 50 km dari wilayah operasional perusahaan. Menjadikan sekolah-sekolah yang didukung APRIL berhasil mencapai peringkat 10% di atas peringkat PISA nasional. Meningkatkan akses pada layanan kesehatan primer bagi desa-desa sasaran di Riau. Menurunkan prevalensi tengkes (stunting) hingga 50% pada anak balita di desa-desa di Riau.
Memastikan partisipasi efektif perempuan dan kesetaraan peluang untuk pengembangan. Mengembangkan bisnis kami melalui diversifikasi, sirkularitas, dan produksi yang bertanggung jawab. Peningkatkan efisiensi dan sirkularitas penggunaan bahan/material guna mencapai pemulihan bahan-bahan kimia hingga 98% dan pengolahan dengan pemakaian air yang lebih sedikit per ton produk hingga 25%. Mengurangi limbah padat yang dibuang ke tempat pembuangan akhir hingga 80%. Memanfaatkan 20% limbah tekstil untuk memenuhi kebutuhan serat selulosa dalam produksi viskosa.
"Kami menyadari bahwa perubahan iklim tidak mengenal batas negara, baik negara maju maupun negara berkembang," terang Mulia.***